![]() |
Wali Kota Medan Rico Waas menjawab wartawan usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Medan pada pekan lalu. Istimewa/Hastara.id |
MEDAN, HASTARA.ID — Pembangunan Gedung Kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara yang dikerjakan Pemerintah Medan menjadi sorotan publik. Hingga Agustus 2025, proyek bernilai ratusan miliar rupiah itu tak kunjung rampung dan diduga bermasalah secara hukum.
Proyek yang berada di bawah Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang (Perkim Cikataru) tersebut dimulai pada masa kepemimpinan Alexander Sinulingga, yang kini menjabat Kadis Pendidikan Sumut. Berdasarkan data LPSE Kota Medan, nilai kontrak proyek pada APBD Medan 2023–2024 sebesar Rp 97,65 miliar dan dimenangkan PT. Karya Bangun Mandiri Persada.
Informasi yang dihimpun, pagu awal proyek di LPSE mencapai Rp 105 miliar dengan HPS sekitar Rp 99,14 miliar. Pada 2025, disebut-sebut ada tambahan anggaran Rp 19,05 miliar untuk sarana dan prasarana pendukung, sehingga total anggaran kumulatif berkisar Rp 116,7–122 miliar.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumut menemukan indikasi penyimpangan pada proyek ini. Audit menyebut adanya ketidaksesuaian spesifikasi dan volume pekerjaan, dengan potensi kelebihan bayar mencapai Rp 1–2 miliar. Rekomendasi BPK meminta agar potensi kerugian negara tersebut ditindaklanjuti sesuai ketentuan hukum.
BPK juga menyoroti dua proyek besar lain yang dikerjakan era Alexander Sinulingga—yakni revitalisasi Stadion Kebun Bunga dan pembangunan Medan Islamic Center—yang juga dinilai tidak sesuai spesifikasi.
Tak Ada Penambahan
Sejak dilantik pada 20 Februari 2025, Wali Kota Medan Rico Waas mewarisi proyek bermasalah ini. Ia menegaskan tidak akan menambah anggaran baru untuk menyelesaikan fisik bangunan yang dikerjakan pada pemerintahan sebelumnya.
"Nggak ada tambahan, dan belum ada bahas sampai ke situ. Apa yang dikerjakan ya harus beres. Tapi untuk anggaran selanjutnya belum,” ujarnya usai menghadiri paripurna DPRD Medan, Selasa (12/8).
Hingga kini, proyek telah mengalami sejumlah adendum dan perpanjangan kontrak. Meski begitu, progres fisik belum tuntas dan bangunan belum dapat difungsikan.
'Membisu'
Plt Kadis Perkim Cikataru Medan, Melvi Marlabayana, yang berulang kali dikonfirmasi terkait dugaan korupsi dan keterlambatan proyek ini, seakan 'membisu'. Pesan singkat dan telepon melalui WhatsApp, ogah ia respon, meski nomornya terlihat aktif.
Sikap tertutup ini menuai kritik publik, apalagi Melvi kini tengah mengikuti seleksi terbuka untuk jabatan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Medan.
Mangkraknya proyek UMKM Square USU disebut sebagai gambaran lemahnya pengawasan dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran publik. Publik pun mendesak agar kasus ini diaudit investigatif dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
Berikut ini beberapa proyek pembangunan di masa Bobby Nasution menjadi Wali Kota Medan:
1. Lampu Pocong. Total Anggaran sebesar Rp25,7 miliar, berasal dari APBD Medan TA. 2022 dan 2023. Mulai dikerjakan pada 2022. Pada Selasa (9/5/2023), proyek ini dinyatakan sebagai proyek gagal (total loss).
2. Overpass Stasiun Kereta Api sebesar Rp67 miliar dari APBD Kota Medan 2024. Panjang proyek ini 231,72 meter dan lebar 12,5 meter. Terdapat area drop-off sepanjang 60 meter di bawah overpass. Sudah diresmikan Bobby Nasution, Jumat (20/12/2024).
3. Underpass Jl. HM Yamin Medan sebesar Rp170,65 miliar dari APBD Kota Medan TA.2023-2024. Panjang 426 meter dengan terowongan sepanjang 26 meter, lebar 10 meter, dan trotoar selebar 6 meter di kedua sisi. Dilengkapi sistem drainase modern dan reservoir untuk mencegah banjir. Fasilitas pendukung berupa rumah genset, pompa, dan reservoir untuk menampung air hujan. Sudah diresmikan dan dibuka untuk umum sejak 15 Januari 2025.
3. Revitalisasi Taman Kebun Bunga Medan sebesar Rp.191.665.325.000, berasal dari APBD Kota Medan TA.2023 dan 2024. Peletakan batu pertama dimulai pada Jumat (26/5/2023), dan diresmikan pada Rabu (5/1/2025).
4. Gedung UMKM Square USU sebesar Rp105 miliar, bersumber dari APBD Medan dengan skema multiyears pada 2023 dan 2024. Kemudian anggaran sebesar Rp19 miliar pada 2025 untuk pembangunan sarana dan prasarana gedung. Hingga kini, bangunan tersebut belum selesai.
5. Kolam Retensi Medan anggaran berasal APBD Medan pada 2022 sebesar Rp45 M: untuk pembangunan dua kolam retensi di USU dan di Jalan Harmonika Baru Medan Selayang, sebesar Rp24,98 M untuk kolam retensi seluas 3.98 hektare sebesar Rp 4,6 M untuk tata lanskap kolam retensi Martubung dan sebesar Rp300 juta untuk biaya supervisi pembangunan kolam retensi di Kecamatan Medan Selayang (lanjutan).
6. Islamic Medan Center. Proyek Islamic Center ini luas lahannya 22 hektare, merupakan proyek multiyears yang sudah dimulai sejak 2022 dan ditargetkan selesai 2024. Anggaran yang digelontorkan hingga 2024 mencapai Rp432 miliar, diperuntukkan untuk penataan tanah dan pembangunan masjid. Tambahan anggaran di 2025 sebesar Rp99 Miliar, untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung proyek ini. Yakni pekerjaan persiapan, pekerjaan menara, dan pekerjaan masjid.
7. Proyek Drainase pemasangan U-Ditch. Pemko Medan menganggarkan sejumlah dana untuk proyek drainase, termasuk peningkatan dan pembangunan sistem drainase. Anggaran ini dialokasikan untuk mengatasi masalah banjir dan meningkatkan kualitas infrastruktur drainase di kota Medan. Tidak diperoleh data, sudah berapa banyak anggaran yang dihabiskan untuk proyek ini.
8. Revitalisasi Lapangan Merdeka. Sumber dana berasal dari APBD Medan dan APBD Sumatera Utara. Pekerjaan Tahap I berasal dari bantuan anggaran Pemprov Sumut TA.2022 sebesar Rp97 M, manajemen konstruksi Rp2,5 miliar. Pengerjaan yang dilakukan yaitu penggalian tanah untuk sedalam enam meter untuk basement dari rencana sekitar delapan meter. Selain itu bor pile sebanyak 1.818 titik, capping team 1.090 meter.
Pekerjaan tahap II dan selanjutnya menggunakan APBD Kota Medan. Pada 2023 berbiaya sebesar Rp313 M, di 2024 sebesar Rp181 M. Ditargetkan selesai di bulan Desember 2024. Total anggaran dari APBD Sumut Rp100 miliar, dan APBD Medan: Rp497 miliar.
9. Revitalisasi Stadion Teladan Medan. Anggaran berasal dari APBD Medan dan APBN. Total anggaran renovasi Stadion Teladan Medan Rp545 miliar, di antaranya Rp280 miliar dari APBN meliputi pekerjaan bangunan utama stadion, dan Rp265 miliar dari APBD Medan untuk pembangunan sarana dan prasarana fisik kawasan stadion. Dari APBD 2025, disediakan anggaran sebesar Rp37 miliar untuk Fasade Stadion Teladan Rp6,7 miliar untuk sarana dan prasarana, dan Rp44 miliar untuk furniture. Peletakan batu pertama dilakukan Bobby Nasution pada Selasa (6/2/2023). Hingga kini proyek belum selesai.
10. Penataan Kesawan bersumber dari APBN 2022, mencapai Rp93,3 miliar. Pengerjaan proyek dimulai pada 8 Juli 2022 dan selesai pada 29 November 2023. Penataan Kawasan Kota Lama Kesawan dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Ditjen Cipta Karya. Beberapa titik yang ditata antara lain Jalan Ahmad Yani, Jalan Ahmad Yani VII-Gedung Warenhuis, Jalan Perdana, Jalan Balai Kota, Jalan Pulau Pinang, dan Jalan Perniagaan. Selain itu, revitalisasi juga dilakukan pada Gedung Warenhuis. Proyek ini sudah diresmikan.
11. Underpass Gatot Subroto Medan sebesar Rp217,8 miliar dari APBN 2023-2024. Berlokasi di Persimpangan Jalan Gatot Subroto, Jalan Binjai, dan Jalan Ring Road (Gagak Hitam) Medan. Panjang: 750 meter.
12. Proyek Flood Way Selayang. Proyek ini berlokasi di Jalan Asoka, Pasar 1, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang. Anggaran berasal dari APBN 2024 sebesar Rp60 miliar. Diperkirakan akan selesai pada 2025. Proyek ini diperpanjang hingga tahun anggaran 2025, setelah target awal di 2024 tidak tercapai. Ada paket supervisi pembangunan floodway dengan anggaran Rp1.208.229.000 yang bersumber dari APBN 2025. (has)