-->

Pemprov Sumut Optimis Kota Medan Jadi Pionir Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Sebarkan:
Kepala Dinas LHK Sumut, Heri Wahyudi Marpaung melayani wawancara wartawan usai saat temu di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Senin (6/10/2025). Hasby/Hastara.id

MEDAN, HASTARA.ID — Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong Kota Medan masuk dalam program Pemanfaatan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang digagas Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia.

Kepala DLHK Sumut, Heri Wahyudi Marpaung, menilai Kota Medan laik mendapatkan program tersebut karena telah memenuhi sejumlah kriteria teknis, baik dari sisi pengelolaan maupun volume sampah.

“Medan sudah tidak menggunakan sistem open dumping, tapi sanitary landfill dan controlled landfill. Selain itu, tonase sampah per hari juga sudah mencapai 1.000 ton. Artinya, kriteria dasar PSEL sudah terpenuhi,” ujar Heri Wahyudi dalam temu pers di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Senin (6/10/2025).

Menurutnya, dorongan Gubernur Sumut Bobby Nasution juga menjadi faktor penting sehingga Kota Medan kini termasuk dalam 33 daerah prioritas nasional yang akan mendapatkan proyek PSEL.

“Kriteria utamanya adalah produksi sampah minimal 1.000 ton per hari. Kota Medan berada di kisaran 1.000–1.700 ton per hari, jadi sudah memenuhi syarat,” ujarnya. 

Heri menambahkan, Pemprov Sumut juga sedang meninjau lokasi yang akan dijadikan proyek percontohan PSEL di kawasan Seruwai, Kecamatan Medan Labuhan.

“Besok kita akan lakukan pengecekan lapangan. Kalau semua proses siap dan verifikasi tuntas, maka akan ditetapkan secara resmi melalui keputusan presiden (keppres),” ujar mantan Sekretaris Daerah Labuhanbatu Selatan tersebut. 

Belajar Dari Surabaya dan Surakarta

Pemerintah berharap, Kota Medan dapat meniru keberhasilan Kota Surabaya dan Surakarta yang lebih dulu memproduksi listrik dari pengolahan sampah.

“Dua kota itu sudah berhasil memanfaatkan sampah sebagai sumber energi terbarukan. Kita ingin Medan juga bisa mengikuti jejak itu,” imbuh Heri.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang 2024 jumlah timbulan sampah nasional mencapai 33,8 juta ton, dengan 59,9 persen (20,2 juta ton) di antaranya telah terkelola, sedangkan sisanya 40,1 persen (13,6 juta ton) masih tidak terkelola dan berpotensi mencemari lingkungan.

Mengatasi persoalan ini, pemerintah menyiapkan program PSEL di 33 kota se-Indonesia. Selain menghasilkan energi hijau, proyek ini diharapkan mampu membuka ribuan lapangan kerja ramah lingkungan serta mendorong ekonomi berkelanjutan.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot, sebelumnya menegaskan bahwa keseriusan pemerintah terhadap program ini juga tercermin dari penambahan porsi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034.

“Pemerintah menargetkan kapasitas terpasang PLTSa mencapai 452,7 Megawatt (MW) dengan kebutuhan investasi sebesar USD 2,72 miliar,” kata Yuliot dalam keterangan tertulisnya.

Ia menambahkan, Danantara Indonesia akan melakukan seleksi daerah prioritas untuk percepatan pembangunan PSEL, baik yang didanai melalui skema kerja sama pemerintah-investor maupun investasi murni.

Langkah percepatan ini juga dibarengi dengan perbaikan sistem pengelolaan sampah di daerah, termasuk kewajiban pemerintah kota/kabupaten menyediakan infrastruktur pengumpulan dan pengangkutan sampah secara berkelanjutan. (has)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini