-->

Terungkap Pemda di Sumut Slow Respons Terhadap Peringatan Dini Cuaca BBMKG

Sebarkan:

 

Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Endah Pariamita saat konferensi pers di Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Kamis, 4 Desember 2025. Istimewa/Hastara.id 

MEDAN, HASTARA.ID — Pemerintah daerah dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terkesan abai dan slow respons terkait sinyal bahaya yang sudah disampaikan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan.

Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Endah Pariamita, mengungkapkan sinyal bahaya itu berupa peringatan dini sebanyak tiga kali lewat rilis resmi yang dikirimkan pihaknya. Yakni pada periode 17–24 November 2025: 22–27 November 2025: serta 26 November–2 Desember 2025, ketika BBMKG mulai mendeteksi potensi bibit siklon yang dapat memicu cuaca ekstrem berkelanjutan.

“Kami sudah menyampaikan peringatan secara berkala melalui berbagai kanal resmi, termasuk langsung ke BPBD Sumut. Harapannya, informasi itu diteruskan kepada masyarakat,” ujar dia saat konferensi pers di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (4/12/2025).

Menurut Endah, BBMKG tidak hanya mengandalkan press release, tetapi juga mengirimkan peringatan melalui platform digital, media massa, akun resmi media sosial, serta jalur komunikasi khusus kepada instansi teknis. Bahkan, pesan cuaca ekstrem telah masuk ke Grup Tim Reaksi Cepat yang beranggotakan perangkat desa, kelurahan, aparatur kecamatan, TNI, Polri, hingga pengawas bendungan dan sungai.

“Langkah ini kami lakukan agar peringatan dapat menjangkau wilayah rawan secepat mungkin,” ungkap dia. 

Hemat BBMKG, di lapangan melihat dua persoalan yang memperburuk risiko: minimnya tindak lanjut pemerintah daerah dan kesenjangan kepercayaan masyarakat terhadap informasi cuaca. Banyak warga yang menganggap hujan deras sebagai kondisi biasa, padahal dampaknya bisa fatal.

“Kadang ada rasa kurang percaya dari masyarakat. Ketika hujan lebat, mereka menganggap tidak akan ada dampak. Padahal potensi risikonya jelas,” ucap Endah.

Situasi ini memperkuat kritik terhadap koordinasi mitigasi bencana di Sumatera Utara. Peringatan sudah disampaikan, namun respons di tingkat daerah tampak tertinggal dibanding kecepatan perubahan cuaca.

BBMKG berharap momentum bencana ini menjadi pembelajaran serius bagi pemerintah dan masyarakat.

“Kami berharap masyarakat semakin tanggap terhadap peringatan kami. Ke depan, jika ada hujan lebat atau potensi bencana lain, semua pihak bisa lebih siap dan sigap,” pungkasnya. (prn)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini