Staf Melekatnya Diduga Intimidasi Wartawan, Begini Respon Gubernur Bobby

Sebarkan:

 

Gubernur Sumut Bobby Nasution saat diwawancarai wartawan pada Jumat (9/5). Hasby/hastara.id

MEDAN, HASTARA.ID — Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, merespon santai soal adanya oknum di sekelilingnya yang menghalangi wartawan melakukan peliputan. Kejadian terbaru melibatkan Wahyu Panjaitan, disebut-sebut sebagai tim melekat gubernur, dengan wartawan TVRI, Dodi Kurniawan pada Rabu (7/5). 

Bobby Nasution yang ditanya mengenai hal ini, tidak membantahnya dan sembari memberikan klarifikasi. 

“Oh, insiden kemarin. Saya sudah tanya. Itu dilakukan karena ada kedatangan menteri,” ujarnya menjawab wartawan di Medan, Jumat (9/5). 

Menurut Bobby, pihaknya menghormati kunjungan pejabat pusat tersebut.

“Kemarin ada menteri. Kita undang beliau datang, lalu mau kita antar pulang. Masa iya, menteri mau pulang terus diwawancarai? Kan tidak sopan,” ungkapnya. 

Forum Wartawan Pemprovsu (FWP) sebelumnya ikut merespon dugaan intimidasi yang dilakukan Wahyu Panjaitan terhadap wartawan TVRI, Dodi Kurniawan. 

Ketua FWP, Zulkifli Harahap, menyatakan pihaknya sangat menyayangkan kejadian tersebut bisa terjadi. Menurutnya, hal itu sudah menciderai Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang Pers. 

"Hemat kami tidak seharusnya kejadian cekcok itu terjadi, apalagi saat itu dalam momen acara yang dihadiri wartawan. Dan wartawan dalam kapasitas menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai jurnalis. Mau siapapun dia itu, dalam kapasitas apapun dia, tidak berhak ada upaya penghalangan terhadap jurnalis yang meliput di kantor gubernur Sumut," ujarnya, Kamis (8/5). 

Pria yang akrab disapa Zul Gondrong ini menegaskan mau siapapun gubernur Sumut, tetap ada wartawan yang bertugas di kantor gubernur. Maka jangan sampai 'gerbong' dari gubernur yang baru masuk tersebut, justru ingin merusak citra Bobby Nasution sebagai orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi Sumut. 

"Dan satu hal lagi yang perlu diingat, kami di kantor gubernur itu bukan untuk mencari-cari pekerjaan, melainkan memang ditugaskan secara resmi dari kantor kami masing-masing untuk meliput di lingkungan Pemprovsu. Jadi tolonglah kita saling menghargai. Kalau melihat kejadian semalam itu, saya menilai itu semacam premanisme. Sampai ada bahasa 'kau tandai aku ya', apa itu?" tegas wartawan senior Harian Waspada ini. (has)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini