![]() |
Kadis Koperasi UKM Perindag Kota Medan, Benny Iskandar Nasution berpotensi menjadi tersangka atas dugaan kasus korupsi kegiatan MFF Tahun Anggaran 2024. Istimewa/Hastara.id |
MEDAN, HASTARA.ID — Dugaan kasus korupsi event Medan Fashion Festival (MFF) diyakini tidak akan menyentuh mantan Ketua Dekranasda Kota Medan, Kahiyang Ayu. Justru yang akan 'ditumbalkan' dalam kasus tersebut adalah Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, Benny Iskandar Nasution.
Demikian disampaikan aktivis anti korupsi, Andi Nasution, selaku Sekretaris Umum Graha Transparansi Rakyat (GATRA).
"Kami berkeyakinan bahwa tidak akan mungkin Nyonya Kahiyang Ayu terjerat kasus tersebut. Jangankan dijerat, dipanggil saja pun tidak akan mungkin sebagai saksi. Dalam permainan seperti ini, tentu akan ada yang ditumbalkan, bisa kadis, sekretaris atau kabid selaku PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)," ucap dia, Senin, 13 Oktober 2025.
Keyakinan tersebut semakin bertambah, kata Andi Nasution, mengingat Kejari Medan secara serius terus mendalami kerugian keuangan negara atas kegiatan dimaksud lewat auditor resmi pemerintah.
"Informasi yang kami peroleh bahwa penyelidik Kejari Medan sudah menggandeng auditor untuk menghitung potensi kerugian keuangan negaranya. Tentu jika ada kerugian, tahapannya akan naik ke penyidikan dan akan ada tersangka dalam kasus ini," ucapnya.
GATRA mengaku ikut mengawal kasus ini dan meminta transparansi atas proses hukum yang dilakukan pihak Kejari Medan.
"Pada prinsipnya jangan berlarut-larut sehingga publik tetap menaruh kepercayaan terhadap Kejari Medan. Jika memang ada yang bersalah dalam kasus ini, tentu harus diproses sesuai mekanisme hukum yang berlaku di negara kita. Jika sebaliknya tentu Kejari Medan juga harus menutup kasus ini sesuai standar operasional prosedur yang berlaku," pungkasnya.
Lonjakan anggaran pelaksanaan MFF selama tiga tahun terakhir diketahui kini menjadi sorotan hukum. Kejari Medan tengah melakukan penyelidikan atas dugaan penyimpangan dalam penggunaan dana kegiatan tersebut yang meningkat lebih dari 570 persen sejak 2022 hingga 2024.
Berdasarkan data yang diperoleh, pada 2022 kegiatan MFF yang masih dikelola Dinas Pariwisata Kota Medan memiliki anggaran sebesar Rp844 juta. Setahun kemudian, pelaksanaannya dialihkan ke Diskop UKM Perindag dan anggarannya naik signifikan menjadi Rp1,99 miliar.
Kenaikan paling tajam terjadi pada 2024, di mana anggaran kegiatan tersebut mencapai Rp4,85 miliar. Padahal, pelaksanaannya di Santika Dyandra Convention Hall Medan pada 10–14 Juli 2024 disebut tidak menunjukkan perubahan substansial dibanding tahun sebelumnya yang berlangsung di Sun Plaza Medan.
Pada 2023, kegiatan serupa yang digelar Dekranasda Kota Medan bersama Diskop UKM Perindag lebih banyak menampilkan karya desainer lokal dengan format acara yang relatif sama. Karena itu, lonjakan anggaran hingga miliaran rupiah di tahun berikutnya menimbulkan dugaan adanya praktik mark up.
Menindaklanjuti temuan tersebut, Kejari Medan telah memanggil Kepala Diskop UKM Perindag Medan, Benny Iskandar Nasution, untuk dimintai klarifikasi terkait penggunaan anggaran MFF.
“Kami sudah meminta perhitungan kerugian keuangan negara dari auditor,” ujar Kasi Pidsus Kejari Medan, Mochamad Ali Rizza, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Selasa (7/10/2025).
Namun hingga kini, Ketua Dekranasda Kota Medan 2024, yang diduga terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan, belum dipanggil untuk dimintai keterangan. Diketahui, pelaksanaan MFF 2024 merupakan kolaborasi antara Dekranasda Kota Medan dan Diskop UKM Perindag.
Ali Rizza menegaskan, pemeriksaan masih berada pada tahap awal.
“Masih proses klarifikasi. Jika dari hasil perkembangan pemeriksaan diperlukan tambahan keterangan pihak lain, tentu akan kami panggil,” ungkapnya, Rabu (8/10/2025).
Pihak Kejari Medan belum menyimpulkan adanya unsur kerugian negara hingga hasil audit resmi diterima dari lembaga auditor terkait. (has)