-->

Hanna Haloho Resmi Merilis Single Terbaru: Jiwa Yang Mati

Sebarkan:

 

Flyer single kedua Hanna Haloho berjudul Jiwa Yang Mati. Istimewa/Hastara.id 

MEDAN, HASTARA.ID — Setelah debut lewat single Sadis, penyanyi muda Hanna Haloho kembali menegaskan eksistensinya di industri musik Tanah Air dengan merilis single kedua berjudul Jiwa yang Mati. Lagu ini resmi diluncurkan pada 5 Desember 2025 dan menandai fase pendewasaan musikal Hanna, baik dari sisi vokal maupun keterlibatannya dalam proses kreatif.

'Jiwa Yang Mati' mengusung genre pop-ballad dengan nuansa emosional yang kuat. Lagu ini merekam pergulatan batin seseorang yang terjebak dalam perasaan mati rasa, kehampaan, hingga rasa bersalah karena merasa tak mampu memberi pengorbanan yang setara kepada orang yang dicintai.

Menariknya, makna lagu ini tidak dibatasi pada relasi romantis semata. Lagu tersebut juga dapat dimaknai sebagai curahan perasaan seorang anak kepada orang tuanya. Hanna berharap pendengar memiliki ruang tafsir masing-masing terhadap pesan yang disampaikan dalam lagu ini.

“Lagu ini sangat personal, tetapi terbuka untuk dimaknai dari berbagai sudut pandang,” ujar Putri dari John Sari Haloho, SH, MM, Jumat (19/12/2025). 

Selain menonjolkan karakter vokal khas dengan jangkauan nada yang luas, Hanna juga terlibat langsung dalam proses penggarapan aransemen. Keterlibatan ini menjadi pembeda dibandingkan single pertamanya, sekaligus menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan identitas bermusik.

'Jiwa Yang Mati' diciptakan oleh Dolph Chrestano dan Radya Rachmat. Keduanya tidak hanya bertindak sebagai penulis lagu, tetapi juga sebagai produser musik yang meramu aransemen sederhana namun sarat emosi. Lirik yang puitis dan reflektif menjadi kekuatan utama lagu ini, menggambarkan konflik batin antara logika dan perasaan yang tak lagi sejalan.

Dengan rilis single ini, Hanna Haloho kian memantapkan langkahnya sebagai penyanyi yang tidak hanya mengandalkan kemampuan vokal, tetapi juga kedalaman emosi dan kejujuran dalam berkarya. 

Lagu Jiwa Yang Mati diharapkan dapat menjadi ruang resonansi bagi pendengar yang pernah—atau sedang—berdamai dengan kehilangan dan keikhlasan. (rel)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini