Panggung GEMES 2025 Sepi, Rico Waas Diminta Evaluasi Ody Batubara dan Arrahman Pane

Sebarkan:

 

Penampakan banyaknya kursi kosong sisi kanan penonton di pelataran Istana Maimun acara GEMES 2025 pada Kamis malam (22/5). Hasby/hastara.id 

MEDAN, HASTARA.ID — Harapan menjadikan Gemar Melayu Serumpun (GEMES) 2025 sebagai panggung kemegahan budaya Melayu tampaknya belum membuahkan hasil. Di hari kedua pelaksanaan, Kamis malam (22/5), suasana pelataran Istana Maimun justru tampak lesu. Bangku-bangku penonton banyak yang kosong, dan perputaran ekonomi dari stand UMKM pun belum menggeliat seperti yang diharapkan.

Pantauan wartawan pada pukul 20.16 WIB memperlihatkan kursi-kursi di sisi kanan panggung nyaris kosong, dengan hanya sekitar 20 persen dari 200-an bangku yang terisi. Sisi tengah terlihat lebih padat, sementara sisi kiri relatif ramai. Namun, kondisi ini tetap menyisakan kekosongan yang mencolok di beberapa titik.

Tidak hanya di area pertunjukan, lesunya atmosfer juga terasa di stand kuliner yang berjajar di sisi kanan dan kiri pintu masuk. Meja-meja yang disediakan untuk pengunjung lebih banyak digunakan untuk sekadar duduk ketimbang menikmati sajian UMKM lokal. Dua hari berjalan, roda ekonomi di GEMES 2025 belum menunjukkan perputaran signifikan.

Kondisi ini memperkuat kesan buruk sejak malam pembukaan. Acara berbiaya hampir Rp2 miliar itu dinilai amburadul. Gangguan teknis seperti matinya sound system saat penyampaian sambutan Gubernur Sumut melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset, dan SDA, Manna Wasalwa, menjadi sorotan tajam. Sejumlah karpet terlihat kupak kapik dan koyak, sampah berserakan, hingga fasilitas toilet yang gelap dan berbau menyengat semakin memperburuk citra acara.

Copot

Kritik pedas pun datang dari DPRD Medan. Anggota Komisi III, Godfried Effendi Lubis, menyebut vendor acara tidak profesional dan menilai Dinas Pariwisata Medan gagal mengantisipasi permasalahan teknis yang mendasar.

“Apalagi ini acara yang mengundang tamu dari luar negeri dan berbagai daerah di Indonesia. Seharusnya dipersiapkan secara matang,” ujarnya menjawab wartawan, Jumat (23/5).

Godfried juga menyoroti lemahnya publikasi dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Medan yang dianggap tidak maksimal dalam menyosialisasikan GEMES 2025 kepada masyarakat. Minimnya promosi di media massa, media sosial, dan ruang-ruang publik dinilai berkontribusi pada rendahnya antusiasme pengunjung.

Atas situasi ini, Komisi III mendesak Wali Kota Medan Rico Waas untuk segera mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Pariwisata Ody Batubara dan Kepala Dinas Kominfo Arrahman Pane. Ia juga menegaskan perlunya mengganti pihak vendor yang dinilai gagal total.

“Ini bukan sekadar acara budaya biasa. Kalau tidak dikemas baik, bisa mencoreng nama baik wali kota dan kota Medan sendiri,” tegas Godfried.

Sebagai langkah lanjutan, DPRD Medan akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) untuk meminta klarifikasi dari pihak terkait, termasuk vendor penyelenggara GEMES 2025. (has)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini