![]() |
Ratusan warga turun ke jalan, menggeruduk kantor lurah Pandau Hilir sambil membawa keranda mayat sebagai simbol matinya aspirasi masyarakat, Senin (2/6/2025). Istimewa/hastara.id |
MEDAN, HASTARA.ID — Suasana di Kelurahan Pandau Hilir, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan memanas pada Senin (2/6/2025). Ratusan warga turun ke jalan, menggeruduk kantor lurah sambil membawa keranda mayat sebagai simbol matinya aspirasi masyarakat.
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang dinilai tertutup dan tidak melibatkan warga. Mereka menilai proses pemilihan LPM dilakukan secara sepihak tanpa sosialisasi kepada masyarakat.
“Kami menolak hasil pemilihan LPM Pandau Hilir. Pemilihan dilakukan tertutup dan tidak transparan. Kami juga meminta Wali Kota Medan untuk segera mencopot Lurah Pandau Hilir, Efrin Hadi Saputra Hasibuan, yang dinilai tidak dekat dengan warga,” tegas Frengky Suardi, salah satu koordinator aksi.
Demonstrasi dimulai di depan kantor lurah dan berlangsung dalam suasana tegang. Warga membawa gerobak berbalut kain putih sebagai simbol matinya demokrasi lokal. Spanduk bertuliskan “Tolak Hasil Pemilihan LPM Pandau Hilir” terbentang di antara massa aksi, mengiringi orasi yang penuh semangat.
Situasi semakin panas ketika beberapa demonstran memaksa masuk ke dalam kantor lurah yang tampak kosong. Hal tersebut memperkuat kesan bahwa aspirasi warga selama ini diabaikan.
Menurut warga, keberadaan LPM Pandau Hilir hingga saat ini tidak diketahui secara pasti bentuk, fungsi maupun proses pembentukannya. Mereka menilai lurah tidak pernah membuka ruang dialog dengan masyarakat.
“Kami ingin proses pemilihan yang terbuka dan melibatkan semua warga. Jangan hanya untuk segelintir orang saja,” kata Frengky.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kelurahan Pandau Hilir belum memberikan keterangan resmi terkait aksi demonstrasi tersebut. (has)