![]() |
| Pengamat Politik dan Pemerintahan, Fauzan Ismail, MIKom. Istimewa/Hastara.id |
MEDAN, HASTARA.ID — Sikap arogan yang diperlihatkan Sekretaris NasDem Medan sekaligus Tenaga Ahli Wali Kota Rico Waas, Rio Adrian Sukma, terhadap jurnalis yang saban hari meliput di balai kota, terus mendapat kecaman publik.
Pengamat politik dan pemerintahan, Fauzan Ismail, MIkom, mempertanyakan upaya penghadangan oleh Rio Adrian mengingat statusnya sebagai Tenaga Ahli Wali Kota Bidang Media dan Monitoring.
"Urgensinya dia menghalangi kerja wartawan saat itu apa? Sebagai tenaga ahli di bidang media, Rio seharusnya paham apa saja regulasi terkait pers dan tindakannya menghalangi kerja wartawan itu melanggar Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan ada konsekuensi pidananya," ujarnya kepada wartawan, Senin (21/7/2025).
Insiden tersebut kata Fauzan Ismail sangat disayangkan dan tidak perlu dilakukan oleh seorang tenaga ahli, yang sejatinya digaji oleh rakyat. Sebagai tim ahli media harusnya Rio Adrian paham berinteraksi dengan media atau jurnalis yang selama ini sudah bertugas di Pemko Medan.
"Tindakan Rio itu sekaligus menunjukkan bahwa yang bersangkutan itu tidak berkompeten sebagai tenaga ahli di bidang media. Saran saya kepada wali kota, agar mengevaluasi jajarannya, jangan sampai gara-gara kesalahan dan arogansi timnya, wali kota juga ikut tercoreng nama baiknya di mata masyarakat," ujar akademisi UIN Sumut tersebut.
Fauzan Ismail turut mempertanyakan makna atau implementasi dari slogan 'Medan Untuk Semua' dan 'Semua Untuk Medan' yang kini menjadi semboyan khas Pemko Medan, di bawah kepemimpinan Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap.
"Jangan sampai pula diartikan oleh publik menjadi 'Medan Untuk NasDem, dan 'Semua Untuk NasDem'. Karena kita ikuti dinamika pasca-insiden Rio membentak jurnalis saat meliput di balai kota, ada dua lagi terungkap tenaga ahli yang digaji hasil pajak rakyat Kota Medan juga berasal dari Partai NasDem. Harusnya semboyan yang bernas tersebut benar-benar sebagaimana dengan maknanya bagi seluruh masyarakat di Ibukota Provinsi Sumatera Utara," urai alumnus magister USU tersebut.
"Terlebih yang kita ketahui, NasDem secara partai itu sangat dekat dengan insan pers dan media. Apalagi Bapak Surya Paloh juga akarnya adalah seorang wartawan sebelum akhirnya meniti karir sebagai politisi," pungkas Fauzan.
Sebagaimana diketahui, jabatan Rio Adrian Sukma sebagai Tenaga Ahli Wali Kota Rico Waas, disebut-sebut 'titipan' dari Ketua NasDem Medan, Afif Abdillah. Selain Rio Adrian, ada dua nama lain yang juga dari Partai NasDem, mendapat posisi strategis di Pemko Medan saat ini: Gea dan Alwi Maksudi.
Informasi perihal tiga orang dimaksud kini memiliki jabatan penting dan mulai menikmati 'uang rakyat' Kota Medan, sudah menjadi rahasia umum, terkhusus di lingkungan Kantor Wali Kota Medan. Terlebih di kalangan aparatur sipil negara dan para pejabat Pemko Medan. Ketiganya bahkan kerap disebut sebagai 'pembisik nomor wahid' bagi ponakan kandung Ketum DPP NasDem, Surya Paloh tersebut.
Sekretaris Dinas Kominfo Medan, M Agha Novrian, tampak belum mau terbuka saat dikonfirmasi wartawan perihal keberadaan Rio Adrian, Gea dan Alwi Maksudi dalam instansinya. Termasuk adakah sertifikat pendukung ketiganya menjadi tenaga ahli di Pemko Medan, yang diketahui Rio Adrian dkk. ditempatkan pada nomenklatur bidang media dan monitoring. (has)
