MEDAN, HASTARA.ID — Banjir besar yang melumpuhkan Kota Medan pada Kamis, 27 November 2025, menewaskan tujuh orang warga. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, korban jiwa tersebut bukan akibat terseret arus, melainkan warga lanjut usia atau sedang sakit yang kondisinya diperburuk oleh situasi banjir.
"Hingga laporan terakhir dari rapat evaluasi tadi malam, terdapat tujuh korban meninggal dunia. Ribuan warga masih mengungsi," ujar Kepala BPBD Kota Medan, Yunita Sari melalui Manager Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) Ahmad Untung Lubis, Senin (1/12/2025).
Ia mengatakan ribuan warga yang masih berada di lokasi pengungsian terutama di kawasan Medan Utara. Data sementara yang berhasil dihimpun dari kecamatan adalah sebagai berikut: Medan Marelan sebanyak 527 jiwa, Medan Belawan sebanyak 1.325 jiwa, dan Medan Labuhan sebanyak 2.356 jiwa mengungsi. Itu tersebar di Kelurahan Martubung, Tangkahan, Besar, Sei Mati, dan Pekan Labuhan.
"Untuk wilayah utara, banjir masih berdampak signifikan. Sementara wilayah lain sudah berada pada posisi transisi pemulihan,” ujar Ahmad Untung.
Hingga kini BPBD belum dapat menyampaikan data detail kerusakan infrastruktur dampak banjir. Aparatur kecamatan dan kelurahan belum bisa melakukan pengecekan menyeluruh karena masih fokus pada pembersihan lumpur dan pemulihan cepat bagi warga.
“Kita belum mengantongi data detail karena aparatur sedang terjun membantu pemulihan. Bagian Tapem juga belum melampirkan data korban secara lengkap,” kata Ahmad Untung.
Dalam rapat evaluasi pada Minggu (30/11) malam, lanjut dia, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan turut melaporkan adanya sejumlah sekolah yang mengalami kerusakan sedang hingga berat. Namun, titik lokasi dan jumlah bangunan terdampak masih diidentifikasi. Atas kondisi tersebut, Wali Kota Medan memutuskan untuk memperpanjang masa libur sekolah, meski durasinya belum dapat dipastikan.
Ahmad Untung menambahkan bahwa Wali Kota Rico Waas juga telah menginstruksikan Dinas Kesehatan agar puskesmas dan pustu memberikan pelayanan medis secara menyeluruh kepada warga terdampak banjir.
“Instruksi wali kota jelas: seluruh tenaga kesehatan harus menjangkau warga yang membutuhkan penanganan medis akibat dampak banjir, agar responsnya lebih cepat,” ujarnya.
Penanganan Terus Berjalan
BPBD Kota Medan memastikan seluruh jajaran terus bekerja tanpa henti sembari berharap masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan petugas mengingat cuaca yang masih berpotensi menimbulkan genangan susulan. Pihaknya juga menegaskan bahwa kondisi saat ini memasuki masa transisi pemulihan dan seluruh aparatur masih bekerja di lapangan untuk menangani dampak lanjutan.
“Mohon maaf karena kami masih fokus di lapangan. Penanganan terus berjalan, terutama di wilayah utara yang masih terdampak,” kata Ahmad Untung.
Sebagaimana diketahui, Pemko Medan telah menetapkan status tanggap darurat bencana dari 27 November hingga 11 Desember 2025. Hal tersebut berdasarkan Keputusan Wali Kota Nomor 188.44/15.K Tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Alam di Kota Medan Tahun 2025. Berdasarkan keputusan itu penetapan dilakukan menimbang terjadinya bencana alam berupa banjir di wilayah Kota Medan pada 27 November 2025 yang menyebabkan terganggunya kehidupan masyarakat, transportasi, kerugian material, dan berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat di Kota Medan.
Selain itu menimbang berdasarkan rilis cuaca ekstrem 22-27 November 2025 di Sumatera Utara oleh Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Selanjutnya berdasarkan luasnya wilayah yang terkena bencana banjir serta percepatan penanganan yang cepat, terap, terarah, terpadu dan sinergis. (prn)
