'Kado Spesial' dari Rio Adrian di HUT Sang Ketum: Bentak Jurnalis di Kantor Ponakan Kandungnya

Sebarkan:

 

Kolase foto Ketua Umum DPP NasDem, Surya Paloh dan Sekretaris NasDem Medan, Rio Adrian Sukma. Istimewa/Hastara.id

MEDAN, HASTARA.ID — Sekretaris DPD Partai NasDem Kota Medan, Rio Adrian Sukma, disebut telah memberikan 'kado spesial' untuk ketua umumnya, Surya Paloh, lewat sikap anarkis dan arogansinya terhadap jurnalis yang sedang melakukan tugas peliputan, Rabu (16/7/2025). 

Diketahui, tepat pada tanggal tersebut, Ketua Umum DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh, memperingati hari lahirnya yang ke-74 tahun. Tepat di tanggal tersebut pula, kadernya yang juga Tenaga Ahli Media dan Monitoring Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas, membuat ulah di kantor Wali Kota Medan. Rico Waas sendiri merupakan ponakan kandung dari Surya Paloh.

Ketua Kalibrasi Anti Korupsi dan Hak Asasi Manusia (KAKHAM), Antony Sinaga SH, MHum, menyampaikan tindakan anarkis Rio Adrian tersebut bukan sekadar mencoreng wajah Wali Kota Rico Waas, juga merusak citra buruk NasDem sebagai salah satu partai politik besar di tanah air, yang dinakhodai seorang tokoh bangsa sekelas Surya Paloh. 

"Dengan sendirinya si Rio itu pun sudah memberi semacam kado spesial untuk Ketum NasDem, Pak Surya Paloh lewat pemberitaan negatif efek ulahnya sendiri yang anarkis terhadap jurnalis," ujarnya kepada wartawan di Medan, Kamis (17/7/2025). 

Antony mendesak Wali Kota Rico Waas untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap tenaga ahlinya, Rio Adrian Sukma, yang sudah membuat malu namanya sendiri dan Partai NasDem secara umum. 

"Segera copot tenaga ahli yang bersikap arogan dan menghalangi kerja jurnalistik. Hal ini mencoreng citra Wali Kota Medan yang dikenal santun dan humanis," tegas dia. 

Posisi Rio Adrian sebagai Tenaga Ahli Bidang Media dan Monitoring seharusnya menjadi penghubung antara Pemko Medan dan media massa, bukan justru menjadi penghalang. Menurut Antony, tindakan Rio juga menunjukkan sikap yang bertolak belakang dengan semangat keterbukaan informasi publik.

"Dia tidak punya kewenangan melarang peliputan. Justru seharusnya menjadi mitra strategis media. Sekali lagi saya tegaskan, apa yang dilakukan Rio itu sudah mencoreng wajah Rico Waas," ujar dia. 

Lebih lanjut, Antony menyebut tindakan Rio sebagai bentuk arogansi yang tidak mencerminkan etika birokrasi. Ia juga menilai bahwa tindakan Rio telah menimbulkan rasa tidak nyaman bagi insan pers yang sedang menjalankan tugasnya, yang merupakan bagian dari pilar demokrasi.

"Pemko Medan itu institusi resmi, bukan lembaga preman. Tidak bisa ada gaya-gaya koboy di sana. Rio harus disingkirkan karena sudah menjadi benalu dan virus bagi Pemko Medan. Ini bukan sekadar soal perilaku pribadi. Tapi sudah menyangkut marwah institusi. Jangan sampai ada kesan bahwa Pemko Medan anti-kritik atau anti-media," pungkasnya. 

Sebagaimana diberitakan, suasana peliputan di Balai Kota Medan pada Rabu (16/7/2025), mendadak memanas. Hal ini dipicu oleh aksi Rio Adrian Sukma, Sekretaris NasDem Medan. Insiden terjadi saat jurnalis tengah merekam momen santai Wali Kota Rico Waas, yang menandatangani dokumen di atas pundak stafnya, sebelum beranjak menuju mobil. Tiba-tiba, Rio Adrian menghampiri dan membentak wartawan dengan nada tinggi.

"Kau mau ngapain, mau ngapain?" ujat Rio dengan nada membentak kepada wartawan Harian Tribun Medan, Dedy Kurniawan, sembari mencoba menghalangi proses peliputan yang tengah berlangsung.

Dedy Kurniawan yang merasa diintimidasi, membalas dengan mempertanyakan sikap Rio.

"Kamu siapa? Kenapa nadamu tinggi? Kenapa menghalangi media? Saya ini wartawan yang meliput di Pemko Medan," sahutnya dengan nada tegas.

Situasi sempat memanas sebelum akhirnya seorang anggota Satpol PP yang bertugas di balai kota mencoba meredam ketegangan dengan menenangkan kedua pihak. Sementara Rio terlihat masih menggerutu dan berbicara dengan nada tinggi. (has)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini